Google memamerkan AI Chatbot Bard sebagai jawaban dari Microsoft yang membenamkan AI ChatGPT ke Bing. Namun dalam video promosi yang dipamerkan, Bard salah menjawab pertanyaan tentang teleskop terbaru NASA, yaitu James Webb Space Telescope (JWST).
Gagalnya AI Chatbot Bard dalam Menjawab Pertanyaan
Bard is an experimental conversational AI service, powered by LaMDA. Built using our large language models and drawing on information from the web, it’s a launchpad for curiosity and can help simplify complex topics → https://t.co/fSp531xKy3 pic.twitter.com/JecHXVmt8l
— Google (@Google) February 6, 2023
Dalam video tersebut, Bard diminta untuk menjelaskan temuan terbaru dari JWST dengan bahasa sederhana untuk anak berusia 9 tahun. Dari tiga pertanyaan yang diajukan, dua pertanyaan pertama dijawab dengan benar.
Namun jawaban untuk pertanyaan ketiga salah. Bard menyebut JWST sebagai teleskop pertama yang bisa memotret planet di luar sistem tata surya. Padahal, foto pertama luar angkasa atau exoplanet dipotret menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory.
Dampak Gagalnya AI Chatbot Bard
Melihat respon netizen yang banyak mengkoreksi jawaban dari Bard, Google lantas menghapus pertanyaan tersebut dan menggantinya dengan pertanyaan baru.
Namun nahas, meskipun masih dalam tahap eksperimen, video promosi tersebut mengakibatkan saham Google turun 7,44% atau USD 8,04 dan membuat valuasi Google turun USD 100 miliar.
Menurunnya saham Google tersebut juga dilatarbelakangi oleh pesaingnya, yaitu Microsoft, yang baru merilis Bing versi terbaru dengan ‘kekuatan’ chatbot AI yang lebih canggih.
Layanan Percakapan AI Eksperimental dari Google
CEO Google dan Alphabet Sundai Pichai mengatakan Bard sebagai Chatbot Experimental yang akan menjawab pertanyaan dari user, serta mengambil bagian dari halaman pencarian.
Layanan ini akan tersedia hanya untuk tester terpilih sebelum diluncurkan ke publik.
“Bard berupaya menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas dari large language models kami. (Alat) ini mengambil informasi dari web untuk menyediakan respons segar dan berkualitas tinggi,” ujar Pichai dalam postingan blog-nya.
Bard sebagai chatbot AI ditenagai oleh Large Language Models (LLM), sama seperti halnya ChatGPT. Hanya saja dalam hal ini, Bard menggunakan LaMDA (Language Model for Dialogue Applicatioins) versi lebih ringan, yang membutuhkan sedikit daya komputasi sehingga bisa digunakan oleh khalayak umum.